TUGAS
KELOMPOK - CERITA RAKYAT
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Ibu Siti Ismayanti Rahmi
Kelas :
1EA17
DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :
1) Angie Derbi Alifah - (10221260)
2) Aulia Gustrianda - (10221363)
3) Clara Aprilia Rustandy - (10221462)
4) Putri Kinarya Sasmitha M - (11221593)
CERITA RAKYAT
BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH
Bawang
merah bawang putih merupakan cerita rakyat yang berasal dari provinsi Riau.
berkisah tentang dua orang gadis kakak beradik yang memiliki sifat yang
bertolak belakang, serta ibu tiri dari Bawang Putih yang pilih kasih.
Alkisah,
hiduplah seorang gadis bernama Bawang Putih yang tinggal bersama ibu dan kakak
tirinya yang bernama Bawang Merah. Ibu dan kakak tiri Bawang Putih memiliki
sifat yang jahat. Mereka kerap berbuat buruk pada Bawang Putih, seperti
menyuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah layaknya seorang pembantu.
Sebelumnya,
kehidupan Bawang Putih amatlah bahagia. Ayahnya seorang pedagang yang sering
bepergian dan ibu kandungnya yang sangat sayang kepadanya. Namun, semua itu
berubah ketika keduanya meninggal.
Ibu
dan kakak tirinya, Bawang Merah bersikap semakin jahat kepada Bawang Putih.
Setiap hari dia harus melayani semua kebutuhan Bawang Merah dan ibu tirinya.
Hingga pada suatu ketika Bawang Putih sedang mencuci di pinggir sungai, tanpa
disadari salah satu selendang kesayangan Bawang Merah hanyut.
Ketika sampai di rumah,
Bawang Merah memarahi Bawang Putih karena selendangnya tidak ditemukan.
"Dasar
ceroboh!" bentak Bawang Merah. "Pokoknya kamu harus mencari selendang
itu, dan jangan berani pulang ke rumah kalau kamu belum menemukannya!"
Akhirnya, Bawang Putih
menyusuri sungai untuk mencari selendang tersebut. Hingga larut malam,
selendang itu belum kunjung ditemukan.
Ketika tengah menyusuri
sungai, Bawang Putih melihat sebuah gubuk. Bawang putih segera menghampiri
gubuk tersebut dan mengetuknya. "Permisi!" kata Bawang putih.
Selang berapa lama,
seorang perempuan tua membuka pintu. "Siapa kamu, nak?" tanya nenek
itu.
Gubuk tersebut ternyata
dihuni seorang nenek yang hidup sebatang kara. Bawang Putih pun akhirnya
meminta izin untuk menginap semalam.
"Saya Bawang Putih,
nek. Tadi saya sedang mencari baju yang hanyut. Dan sekarang kemalaman.
Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?" tanya Bawang putih.
Nenek itu cukup baik
hati, dia mempersilakan Bawang Putih untuk menginap di gubuknya.
"Boleh nak. Apakah
baju yang kau cari berwarna merah?" tanya nenek.
Ternyata, selendang yang
dicari Bawang Putih ditemukan oleh si nenek. Dan nenek itu mau menyerahkan
selendang itu dengan syarat Bawang Putih harus menemaninya selama seminggu.
"Baiklah aku akan mengembalikannya,
tapi kau harus menemaniku dulu di sini selama seminggu. Sudah lama aku tidak
mengobrol dengan siapapun, bagaimana?" pinta nenek.
Bawang Putih dengan
senang hati menerima tawaran tersebut. Waktu seminggu pun berlalu, dan sudah
waktunya Bawang Putih untuk beranjak pulang. Karena selama tinggal di sana,
Bawang Putih sangat rajin, nenek itu memberikan selendang yang dulu dia temukan
dan memberi hadiah kepada Bawang Putih.
"Nak, sudah seminggu
kau tinggal di sini. Aku turut senang karena kau sangat rajin. Untuk itu sesuai
janjiku kau boleh membawa selendangmu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih
satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!" kata nenek.
Dia
disuruh memilih dua buah labu untuk dibawa pulang. Awalnya Bawang Putih ingin
menolak, namun karena ingin menghormati pemberian si nenek, Bawang Putih
akhirnya memilih labu yang lebih kecil dengan alasan takut tak kuat membawanya.
Dan nenek itu hanya tersenyum mendengar alasan tersebut.
Bawang
Putih pun segera pulang dan menyerahkan selendang tersebut kepada Bawang Merah.
Setelah itu, dia segera ke dapur untuk membelah labu dan memasaknya. Namun
betapa terkejutnya dia, karena ketika labu itu dibelah, ternyata berisi emas
permata yang sangat banyak. Ibu tiri Bawang Putih yang tidak sengaja melihatnya,
langsung merampas semua emas permata tersebut. Dia juga memaksa Bawang Putih
untuk menceritakan dari mana mendapatkan labu ajaib itu.
Bawang
Putih menceritakan dengan sejujurnya. Mendengar cerita tersebut, muncul niat
jahat di benak ibu tiri yang serakah itu. Besoknya, dia menyuruh Bawang Merah
untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Bawang Putih, dia berharap
akan bisa membawa pulang labu yang lebih besar sehingga isinya lebih banyak.
Singkat
cerita, Bawang Merah tiba di gubuk nenek, dan dia pun tinggal di sana selama
seminggu. Tidak seperti Bawang Putih yang rajin, selama seminggu itu, Bawang
Merah hanya bermalas - malasan dan tidak membantu pekerjaan si nenek.
Seminggu berlalu, nenek
itu membolehkan Bawang Merah untuk pulang. Dengan perasaan heran, Bawang Merah
pun kemudian bertanya kepada si nenek.
"Bukankah seharusnya
nenek memberikan labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?"
tanya bawang merah.
Nenek
itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang
ditawarkan. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengambil labu yang besar dan
segera berlari pulang tanpa mengucapkan terima kasih.
Sesampainya
di rumah, ibunya sangat senang melihat anaknya membawa labu yang besar. Dia
berpikir pasti emas di dalamnya cukup banyak. Karena tak ingin diketahui oleh
Bawang Putih, mereka menyuruh Bawang Putih untuk mencuci pakaian di sungai.
Setelah itu, mereka masuk ke dalam kamar dan menguncinya dengan rapat.
Dengan
tak sabar, mereka segera membelah labu itu. Di luar dugaan, bukan emas permata
yang ada di dalamnya, melainkan berisi ular, kalajengking, dan hewan berbisa
lainnya. Dengan cepat hewan-hewan itu keluar dan menggigit Bawang Merah dan
ibunya yang serakah.
Pesan moral cerita Bawang
Merah Bawang Putih
Pesan moral yang bisa
diambil dari dongeng ini bahwa orang yang berbuat jahat dan serakah akan
mendapatkan ganjaran yang setimpal. Namun, setiap perbuatan yang baik akan
mendapatkan hasil yang baik juga.
Cerita Rakyat ini juga
mengajari anak - anak untuk tidak bermalas - malasan dan berusaha menghadapi
segala sesuatu dengan senang hati. Selain itu, mengucapkan terima kasih atas
kebaikan yang diberikan oleh orang lain.
SUMBER LINK:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar